Minggu, 13 November 2022

 Pada tahun 1912, sebelum teori tentang pergerakan lempeng dicetuskan, ilmuwan dari Universitas Humboldt Berlin, yakni Alfred Wegener mempresentasikan temuan menariknya yang menggemparkan dunia, berjudul “Die Entstehung der Kontinente und Ozeane”  (Asal Usul Benua dan Lautan). Dalam presentasinya itu, Wegener mempublikasikan bahwa pada zaman Mesozoikum (300 juta tahun yang lalu), semua benua yang ada saat ini pernah menyatu menjadi satu daratan sebagai Supercontinent yang kemudian pecah. Alfred Wegener dalam presentasinya, menyebut cikal bakal dari semua benua ini dengan nama “Pangea”.

Salah satu fakta yang melandasi penelitian Alfred Wegener pertama kali adalah karena ditemukan kesamaan bentuk garis pantai di Amerika Selatan bagian Timur dan Afrika Barat. Untuk membuktikan hipotesisnya ini benar, Alfred Wegener kemudian melakukan penelitian lebih dalam untuk menemukan bukti geologi dan paleontologis untuk menopang teorinya. Hasil penelitiannya sudah terangkum dalam beberapa fakta berikut.

 

 

 

1. Relevansi Fosil

Sejak dimunculkannya postulat tentang teori Continental Drift yang menjelaskan bahwa daratan dan benua di bumi bergerak, banyak temuan yang turut serta membantu membenarkan teori ini. Salah satu hal yang menjadi bukti teori Wegener ini yakni mengenai keberadaan fossil yang identik di 2 tempat yang berbeda padahal dipisahkan oleh samudera. Salah satu contoh fosil yang ditemukan identik ini yakni fosil Mesosaurus, fosil ini ditemukan di 2 tempat, yakni di Afrika Selatan dan Amerika Selatan bagian Timur. Mesosaurus sendiri disebut sebagai hewan reptil seperti buaya modern yang tidak mungkin bisa bergerak menyeberangi lautan. Beberapa fosil yang ditemukan serupa tapi terpaut jarak yang jauh adalah Lystrosaurus yang hanya ditemukan di Antartika, India dan Afrika Selatan, serta fosil Cynognathus yang hanya ditemukan di Afrika Selatan dan Amerika Selatan.

 2. Pegunungan Yang Identik

Salah satu bukti tentang Continental Drift atau pergeseran benua adalah terdapatkan kesamaan jenis, struktur, dan umur batuan pada 2 pegunungan yang sama. Salah satunya ialah kesamaan umur, jenis batuan, dan struktur pada pegunungan Appalachia di Amerika Serikat bagian Timur dengan pegunungan di Greenland bagian timur. Alfred Wegener menjelaskan bahwa pegunungan ini terbentuk di barisan yang sama ketika belum terjadi pergeseran benua.

3. Penemuan Batubara di Suhu Yang Tidak Normal

Berdasarkan proses pembentukannya, batubara bisa terbentuk dari pohon dan tumbuhan yang terendapkan di lingkungan hutan basah dan rawa, lingkungan ini memungkinkan pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa, dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, yang kemudian akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik. Akan tetapi, sudah ditemukan bukti bahwa batubara ditemukan juga di daerah Antartika yang daerahnya tidak memungkinkan sebuah batubara terbentuk. Alfred Wegener menjelaskan bahwa batubara ini terbentuk sebelum daratan bergeser sehingga suhu dan kondisi iklim daerah saat ini seperti Antartika mungkin sekali berada di zona ideal pembentukan batubara.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © BELAJAR PINTAR - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -