Minggu, 13 November 2022

 

Terbentuknya Samudra

Di antara berbagai planet yang ada di tata surya hanya bumi yang memiliki wilayah perairan yang disebut lautan. Bahkan bumi ini 70% berisi perairan. Itulah salah satu faktor terpenting kenapa bumi bisa ditinggali manusia. Ya memang, berkat air, manusia bisa hidup di bumi dan beranak-pinak. Lalu bagaimana ceritanya bisa terbentuk lautan di bumi. Apakah lautan sudah ada  sejak awal terbentuknya bumi?

Proses pembentukan bumi masih terus menjadi bahan perdebatan dan terus diteliti di kalangan ilmuwan. Ada berbagai teori yang mencoba menjelaskan proses terbentuknya lautan. Di antaranya menyatakan, kalau lautan terbentuk di bumi berkat hantaman komet dari angkasa luar dan letusan gunung berapi miliaran tahun yang lalu. Jadi lautan masih belum ada ketika bumi terbentuk.

Awalnya, hantaman benda luar angkasa membuat permukaan bumi penuh dengan ‘bopeng’ raksasa. Cekungan-cekungan besar inilah yang kemudian terisi oleh air karena sudah menjadi sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah.

Lalu dari mana asal air ini? Sebagian besar ahli berpendapat bahwa ada dua sumber utama darimana air ini berasal. Pertama adalah dari letusan gunung berapi. Saat meletus, gunung berapi diseluruh dunia mengeluarkan gas hidrogen dan oksigen. Di udara, keduanya menyatu dan uapnya membentuk air. Yang kedua, komet yang menghantam bumi miliaran tahun silam yang tersusun dari es yang akan mencair saat terjadi tumbukan.

Letusan gunung berapi dan hantaman komet yang terus-menerus telah menyuplai air dalam jumlah besar sehingga kemudian membentuk lautan.

Periode Hantaman Besar kira-kira terjadi 4,4 miliar tahun lalu. Saat itu bumi masih kering dan tandus.  Walaupun planet-planet lain dalam tata surya mengalami periode tumbukan komet yang sama, namun hanya kondisi atmosfer bumi yang bisa mempertahankan air dalam bentuk cairnya ini.

Samudra pertama di bumi terkumpul di satu tempat karena pada sekitar 300 juta tahun lalu hanya ada satu benua di muka bumi. Baru pada 180 juta tahun lalu satu-satunya benua yang dinamakan Pangaea atau superbenua, mulai terbelah menjadi lima bagian dan diikuti oleh mengelompoknya samudra di antara benua-benua ini.

 

TAHAPAN PEMBENTUKAN 5 BENUA.

Pembagian Zona Laut   

Secara horizontal laut dapat dibagi menjadi dua.

  • Zona Neritik

Ernawati (2011) mendefinisikan zona neritik merupakan daerah laut dangkal yang masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar. Kedalaman daerah ini dapat mencapai 200m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton (ikan) dan bentos. Organisme yang ada mulai dari Alga, Porifera, Coelenterata, berbagai jenis ikan dan udang. Keanekaragaman organisme pada daerah ini tinggi karena kandungan zat hara melimpah. Zat-zat terlarut juga masih cukup bervariasi karena adanya tumpahan  dari daratan. Penetrasi cahaya pada zona ini masih optimum sehingga asupan energi untuk produsen masih maksimal (Romimohtarto, 2007).

 

  • Zona Oseanik

Zona oseanik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya mulai dari yang tembus cahaya sampai tidak dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasar yang paling gelap. Akibatnya bagian air di permukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah termoklin. Daerah ini banyak ikannya (Ernawati, 2011).

Effendy (2009) menyatakan bahwa pada zona oseanik kecuali pada subzona epipelagis memiliki parameter fisik dan kimia serta biologis sebagai berikut:

  1. Cahaya : Umumnya redup gelap gulita, sehingga tidakada proses fotosintesis
  2. Tekanan hidrostatis: Tekanan meningkat secara konstan sebanyak 1 ATM (1 kg/cm2) setiap pertambahankedalaman10 meter. Bisa dikatakan  tekanan hidrostatis yang bekerja pada laut dalam sangat ekstrim
  3. Suhu:Umumnya seragam, dengan kisaran 1-3 derajat Celcius (kecuali wilayah hydrothermal vents(>80o C) dan cold hydrocarbon seeps (<1oC)
  4. Salinitas: Umumnya seragam (35 permil).Pada daerah cold hydrocarbon seeps(hipersain= 40 permil)
  5. Sirkulasi air: Sangat lamban (< 5 cm/detik), tergantung pada bentuk dan topografi dasar laut. Sirkulasi air dan ventilasi dalam palung sangat menentukan kadar oksigen di laut dalam
  6. Kadar Oksigen: Jumlahnya cukup untuk menghidupi seluruh organisme di laut dalam (DO= 4% s/d 6%. Diperairaneufotik, DO= 3.5%  s/d 7%).
  7. Tipe substrat: Terdiri atassubstrat yang halus.Substrat berbatu di daerah mid-oceanridge
  8. Suplai makanan: Langka. Bergantung pada pakan yang diproduksi di tempat lain dan terangkut oleh proses hidrodinamis ke wilayah laut dalam
  9. Jenis pakan: Plankton, partikel organik lain, jatuhan bangkai hewan besar atau tumbuhan, bakteri berlemak yang mudah dicerna (rata-rata populasi bakteri 2mgC/m2), dan bahan organik terlarut.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © BELAJAR PINTAR - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -